Jalan Menuju Ridho Allah Dunia dan Akhirat

SELAMAT TAHUN BARU ISLAM 1429 H

Jadikan tahun baru islam kali ini sebagai momentum untuk Introspeksi diri bagaimana ke-ISLAM-an kita. BISA JADI HANYA ISLAM DI SISI MANUSIA tetapi SEBENARNYA KAFIR DI SISI ALLAH Apakah kita tergolong MUSLIM yang sejati atau hanya FORMALITAS .

Bangsa Indonesia yang mayoritas islam tetapi justru banyak musibah atau bencana yang menimpa negeri ini, sudah banyak teguran dari Allah melalui bahasa isyarat yang disampaikan-Nya : terjadinya sunami, gempa bumi, tanah longsor, banjir, kerusuhan dan lain sebagainya.

Tahun Baru Islam selalu diperingati oleh ummat islam dipelosok Tanah Air ini dengan bermacam ragam kegiatan, seperti adanya pawai keliling kota membawa bendera islam.

Mari kita tancapkan bendera islam “ LA ILA-HA ILLALLAH MUHAMMADURRASU-LULLAH “ itu pada diri kita, bukan hanya simbol yang di pajang dan diarak kemana-mana.


“ AGAMA YANG DIRIDHOI DI SISI ALLAH

HANYALAH ISLAM

( IN NAD DIENA ‘INDALLA-HIL ISLAM )

= Taberani Ibnu Umberan =

ISLAM ADALAH AGAMA YANG PALING TINGGI TIDAK ADA YANG MELEBIHINYA

( Al-Islam Ya’lu Wala Yu’la ‘Alaihi )


Alhamdulilla-hi rabbil ‘alamin wash shala-tu wassala-mu ’ala sayyidina Muhammadin wa’ala a-lihi washahbihi azma’in.

Puji dan syukur hanya untuk Allah yang meliputi alam semesta, shalawat dan salam tercurah untuk Nabi Muhammad saw keluarganya dan para shahabatnya .

Islam agama yang mempunyai kedudukan sangat tinggi dan tidak ada agama lain yang melebihinya dan hanya Agama islam yang diterima di sisi Allah.

Selama kurang lebih 23 Tahun Rasulullah saw menyiarkan Agama Islam dengan dua periode, yakni periode Mekkah dan Madinah. Periode Mekkah agak lama yaitu kurang lebih 13 tahun dan periode Madinah 10 Tahun

Selama 13 Tahun di Mekkah syi’ar islam yang beliau sampaikan yang paling utama adalah masalah Tauhid agar manusia terlepas dari kemusyrikan penyembahan berhala, dan agar manusia mengenal bahwa Tuhan yang wajib disembah itu hanyalah Allah. Setelah itu barulah Rasulullah saw mendapat panggilan menghadap Allah Yang Maha Kuasa yaitu terjadinya peristiwa Isra dan Mi’raj , dan dari sinilah bermula adanya perintah syari’at islam yakni kewajiban melaksanakan ibadah shalat lima waktu..

Dengan mempelajari dari sejarah syi’ar islam yang disampaikan oleh Rasulullah inilah sehingga ulama mengatakan ; Bahwa awal yang harus dipelajari dalam islam itu adalah MENGENAL ALLAH. sebagaimana dalil yang dikatakan : “ AWWALUDDIN MA’RIFATULLAH '” Artinya :Awal agama itu adalah mengenal Allah". Inilah pelajaran yang harus kita ikuti sebagaimana yang telah dilakukan oleh Rasulullah saw. dari sudut mana kita harus memulai mempelajari islam itu agar menjadi . muslim yang sebenarnya. Dan perlu kita ingat, bukankah ketika seseorang yang meninggal dunia kemudian di masukkan ke dalam kuburnya dan pada saat itu didatangi oleh dua orang malaikat yang akan menanyai tentang dirinya , pertanyaan pertama yang disampaiakan oleh malaikat adalah : Man Rabbuka ? Artinya Siapakah Tuhan engkau ? Jadi yang ditanya adalah masalah keTuhanan , maka oleh sebab itulah ilmu Ketuhanan ( mengenal Allah )adalah persoalan yang nomor satu . Mengenal Allah hanya bisa dilakukan dengan cara mempelajari Ilmu Tauhid, karena dengan mempelajari Ilmu Tauhid itulah seseorang akan dapat mengenal tentang sifat –sifat Allah , af’al –Nya dan zat -Nya. Ilmu Tauhid merupakan dasar jiwa manusia dan merupakan ilmu yang wajib dan paling awal untuk dipelajari sebelum ilmu yang lain. Sebab hanya dari jiwa yang bertauhid akan melahirkan cahaya ketaqwaan terhadap Allah SWT.

Kedudukan Ilmu Tauhid adalah merupakan ilmu yang paling mendasar, dan ilmu-ilmu lainnya adalah merupakan cabangnya.

Sebagian ulama ada yang mengistilahkan bahwa Ilmu Tauhid bagaikan akar dan fekih merupakan batangnya dan tasauf merupakan buahnya.

Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya Allah SWT tidak mewajibkan sesuatu yang lebih utama dari Tauhid dan Sholat".

Seorang sahabat pernah bertanya : “ Wahai Rasulullah apakah amalan yang lebih utama ? Jawab Rasulullah saw: “ Ilmu Pengetahuan tentang Allah ! Sahabat itu bertanya pula . Ilmu apa yang Nabi maksudkan ? Jawab Nabi saw : “ Ilmu Pengetahuan tentang Allah subhanahu wata’ala ! Sahabat itu rupanya menyangka Rasulullah salah tangkap, ditegaskan lagi “ Wahai Rasulullah kami bertanya tentang amalan, sedang Rasulullah menjawab tentang ilmu ! Jawab Nabi pula : Sesungguhnya sedikit amalan akan berfaedah bila disertai dengan ilmu tentang Allah, dan banyak amalan tidak akan bermanfaat bila disertai dengan kejahilan tentang Allah “.

Oleh karena demikian bagaimanapun banyaknya amal ibadah yang dikerjakan seseorang akan tetapi jika dia tidak mengenal Allah maka akan sia-sia . Seseorang yang berjalan menuju suatu tujuan tetapi dia tidak tahu tempat yang dituju maka tentu akan tersesat. Seseorang yang menyembah Allah hanya mengenal nama saja, maka dia berarti menyembah NAMA belaka., anak yang baru sekolah TK pun kenal dengan nama ALLAH.

Firman Allah :Artinya :….dan Barangsiapa yang buta (hatinya) di dunia ini, niscaya di akhirat (nanti) ia akan lebih buta (pula) dan lebih tersesat dari jalan (yang benar). (QS. Al-Isra :72 )

Orang yang tidak mengenal Allah diartikan sebagai orang yang buta, sehingga orang yang beribadah tetapi tidak kenal dengan yang disembah berarti palsu dalam peribadatannya.

Firman Allah :

(Artinya :… karena Sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.( QS. Al-Haj : 46 )


Orang yang tidak mengenal Allah tidak akan lepas dari syirik dalam perbuatannya, dan bahkan dalam beribadah sekalipun akan tetap dalam kesyirikan, padahal Allah melarang sedikitpun perbuatan syirik dalam beribadah kepada-Nya.

Firman Allah :

Artinya : …Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, Maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya". ( Al-Kahfi : 110 )

Jadi jelaslah bahwa mengenal Allah adalah merupakan dasar dalam agama islam , dan ta’alluq mengenal Allah itu adalah mengenal diri , karena seseorang tidak akan sampai mengenal Allah sebelum dia mengenal akan dirinya sendiri.

Ummat islam masih banyak yang belum mengenal dirinya sendiri ( Jati diri ), mereka menganggap bahwa dirinya hanyalah tubuh badan yang terdiri daripada kulit, daging, tulang, darah dan sebagainya. Yang dimaksudkan dengan diri yang sebenarnya ialah ; diri yang batin, yaitu diri yang datang dan akan kembali kepada Allah SWT.

Ulama Ilmu Ketuhanan atau Ilmu Tauhid berpegang bahwa diri kita ini merupakan tangga untuk mengenal Allah, sesuai dengan hadits Nabi yang mengatakan: : “ MAN ‘ARAFA NAFSAHU PAQAD ARAFA RABBAHU “ :

ِArtinya : “ Barangsiapa mengenal dirinya, niscaya mengenal akan Tuhan-Nya".

Dikalangan ulama tasauf atau ulama ilmu ketuhanan selalu menasihatkan “ carilah diri kamu di dalam diri", maksudnya ialah menyuruh agar kita mencari hakikat diri kita yang sebenarnya terlebih dahulu. Apabila telah menemukan diri kita yang sebenarnya pasti kita akan mengakui hakikat adanya Allah SWT. DAN TIDAKLAH SEMPURNA ISLAM SESEORANG APABILA BELUM MENGENAL ALLAH.

 

Posting By : Taberani_Umberan@yahoo.com

Contact

Drs. Taberani

Taberani_Umberan@yahoo.com

Desa Tangga Ulin Hilir RT. 05 No. 239 Kecamatan Amuntai Tengah Kabupaten Hulu Sungai Utara - Kalimantan Selatan 71417

0527 - 61372

Search site

© 2008 All rights reserved from https://addien-ar-ridho.webnode.com

Make a website for freeWebnode